Mengartikan Puisi Suami
ini adalah puisi dari suamiku tercinta. Ketika membacanya, aku bingung...!! nih puisi penyadaran, sindiran atau memang pengakuan. Dan sementara itu, aku tak berani tanya tentang sesuatu yang tersirat..karena pertanyaanku akan membuat diriku yang sudah bodoh akan nampak lebih bodoh dimata suamiku.
Aku mencoba meraba-raba, mungkin puisi yang dibuat suamiku ini adalah sebuah perenungan yang menyindir....tapi aku belum tahu pasti sindiran buat siapa ya..? entar aku diskusikan sama suamiku waktu masuk dalam peraduan,...semoga aku tidak terlihat bodoh... :P
Jika teman yang sedang berkunjung di blog pink dan tidak sengaja maupun sengaja membaca puisi suamiku yang aku post, aku harap, semoga sobat pengunjung secara tidak langsung bisa menangkap isi puisi suamiku tersebut.
...................................
Saya dan Sepeninggal Bulan Ramadhan
Adakah aku bangga ketika ramadhan meninggalkan ku
Karena ketidak ikhlasan aku dalam mengekang nafsu ..telah bebas dari dogma
Dan kehausan ku akan ambisi sudah mulai terasa
Menyudahi apa yang sebulan tertahan karena sebuah ritual tahunan
Adakah aku tersenyum lega ketika ramadhan menghilang dari aku
Karena aku tidak harus lagi menahan kepura-puraan ku
Dalam menyantuni yatim, dan memberi nasi buat buka dhuafa dan musafir
Dan seabrek kegiatan keagamaan yang bagai oase hati berkarat ku
Adakah aku terbahak-bahak ketika ramadhan masih jauh tuk berkunjung lagi
Karena masih banyak waktu untuk merambah keduniawian
Tanpa harus ingat tentang arti kotor lagi
Karena aku merasa cukup satu bulan lagi untuk menjadi bersih lagi
Aku adalah sosok yang merasa gampang menjadi suci
Sebab aku mengartikan bahwa dengan ramadhan adalah cara gampang untuk menjadi suci lagi
itulah aku saat sepeninggal ramadhan
Lamongan, syawal 1429